3,3.1. MATERI KULIAH
3.3.1.1. Membaca Materi Kuliah
Mengidentifikasi (identification) merupakan proses untuk memberikan nama takson yang sudah ada sebelumnya (pre-existing taxon name) kepada spesimen individu suatu organisme. Dalam kaitan dengan OPT, nama takson yang diberikan adalah nama takson organisme yang sudah diketahui berstatus sebagai OPT dan spesimen individu adalah individu suatu organisme yang di lapangan menyebabkan gangguan, kerusakan, dan/atau kematian tanaman. Individu yang menyebabkan gangguan, kerusakan, dan/atau kematian tanaman dapat diamati langsung di lapangan maupun diambil sebagai sampel untuk kemudian diamati dengan menggunakan teknik-teknik khusus tertentu di laboratorium. Pengamatan diperlukan untuk memperoleh ciri-ciri individu yang bersangkutan untuk kemudian dicocokkan dengan ciri-ciri takson organisme yang digunakan sebagai rujukan. Ciri-ciri individu yang digunakan sebagai rujukan dapat berupa:
- Ciri-ciri morfologis hasil pengamatan untuk melakukan identifikasi dengan menggunakan ciri-ciri morfologis;
- Ciri-ciri molekuler yang digunakan sebagai molecular marker (termasuk DNA marker); atau
- Ciri-ciri digital hasil pengambilan foto digital sebagai digital marker.
Mengidentifikasi Menggunakan Ciri-ciri Morfologis
Di antara ketiga ciri-ciri tersebut di atas, ciri-ciri yang perlu diamati adalah ciri-ciri morfologis dan ciri-ciri digital dengan melakukan pengambilan foto. Ciri-ciri morfologis berkaitan dengan bentuk luar tubuh, misalnya untuk hama golongan serangga dilakukan pengamatan terhadap bentuk luar tubuh serangga (insect morphology) (Gambar 3.3.1):
- Kepala (head, caput), bagian-bagiannya dan organ yang terdapat pada bagian kepala
- Dada (thorax), bagian-bagiannya dan organ yang terdapat pada bagian dara
- Perut (abdomen), bagian-bagiannya dan organ yang terdapat pada perut
Pengamatan terhadap bagian-bagian tersebut di atas dilakukan terghadap fase telur, larva/nimfa, pupa, dan imago. Selain terhadap bentuk, pengamatan juga dilakukan terhadap warna, corak, terdapatnya rambut pada permukaan, dan sebagainya. Untuk melakukan pengamatan morfologi di lapangan diperrlukan peralatan lapangan seperti kaca pembesar, mikroskop digital lapangan, kamera, dsb. Untuk organ yang tidak dapat diamati di lapangan dilakukan pengambilan spesimen untuk diamari di laboratorium. Spesimen untuk pengamatan di laboratorium perlu diawetkan dan diberi label seperlunya.
Gambar 3.3.1a. Morfologi Serangga ordo Diptera |
![]() |
Gambar 3.3.1b Morfologi serangga ordo Coleoptera |
Mengidentifikasi dengan menggunakan ciri-ciri morfologis dapat dilakukan secara informal dengan membandingkan ciri-ciri organisme yang diidentikasi dengan deskripsi atau gambar dan secara formal dengan menggunakan kunci identifikasi (identification key, juga disebut kunci determinasi atau determination key). Kunci identifikasi lazim dibedakan menjadi:
- Kunci akses tunggal (single-access key, juga disebut dichotomous key, sequential key, analytical key, atau pathway key): kunci identifikasi di mana urutan dan struktur langkah-langkahnya dibatasi pada sejumlah pilihan untuk menuju ke langkah berikutnya yang juga terdiri atas pilihan yang juga dibatasi. Silahkan pelajari: (1) Kunci identifikasi ordo serangga dari Hein Bijlmakers untuk memahami bentuk dan cara penggunanan kunci identifikasi akses tunggal untuk mengidentifikasi ordo serangga, (2) Key to Common Caterpillar Pests on Vegetables untuk mengidentifikasi larva pada tanaman sayuran.
- Kunci akses ganda (multi-access key): kunci identifikasi dengan langkah-langkah yang dapat dipilih secara bebas. Contoh: Key to Citrus Pests dari IdTools, pelajari terlebih dahulu Panduan Penggunaan, Panduan Morfologi Serangga Jeruk, Glosarium (Daftar Istilah), Deskripsi Hama Jeruk, dan Galeri Foto Hama Jeruk. IdTools juga menyediakan kunci akses ganda: (1) Longicorn.ID untuk mengidentifikasi famili, sub-famili, dan tribe kumbang cerambycoid, (2) Scale Insect untuk mengidentifikasi kutu sisik, (3) Southeast Asian Ambrosian Beetle ID untuk mengidentifikasi jenis-jenis kumbang ambrosia (kumbang tribe Xyleborini) asal Asia Tenggara, (4) Hispines of the World untuk mengidentiffikasi kumbang penggerek daun dalam sub-famili kumbang Cassidinae, (5) LepIntercept untuk mengidentifikasi larva serangga ordo Lepidoptera, (6) Microlepidopera on Solanaceae, untuk mengidentifikasi larva dan imago serangga ordo Lepidoptera pada Tumbuhan Solanaceae, (7) Flat Mites of the World, untuk mengidentifikasi tungau pipih, (8) Diabrotica ID, untuk mengidentifikasi kumbang diabrotica asal Amerika Utara dan Amerika Tengah, (9) AntKey, untuk mengidentifikasi jenis-jenis semut, khsusnya jenis-jenis invasif, (10) AphID, untuk mengidentifikasi kutu daun polifag dan kosmopolitan, (11) Tortricids of Agricultural Importance, untuk mengidentifikasi ngengat dalam famili Tortricideae yang merupakan hama penting, dan kunci akses ganda untuk sejumlah kategori hama lainnya.
Mengidentifikasi Menggunakan Ciri-ciri Molekuler dan Digital
Mengidentifikasi hama dengan menggunakan teknik-teknik molekuler kini dilakukan dengan menggunakan metode identifikasi molekuler yang digolongkan menjadi metode molekuler tradisional dan metode molekuler inovatif.
- Metode molekuler tradisional terdiri atas: (1) Teknik-teknik assay serologis yang meliputi enzymelinked immunosorbent assay (ELISA), western blot, immunostrip assay, dot-blot immune-binding assay, dan serologically specific electron microscopy (SSEM) dan (2) Teknik-teknik berbasis asam nukleat yang meliputi: (a) teknik-teknis berbasis DNA: fluorescence in situ hybridization (FISH), polymerase chain reaction (PCR) dengan berbagai variannya: nested PCR (nPCR), cooperative PCR (Co-PCR), multiplex PCR (M-PCR), real-time PCR (RT-PCR), dan DNA fingerprinting, dan (b) teknik-teknik berbasis RNA: reverse transcriptase PCR, nucleic acid sequence-based amplification (NASBA), dan AmpliDet RNA. Teknik-teknik berbasis DNA selanjutnya menjadi dasar bagi pengembangan teknik identifikasi yang dikenal sebagai DNA barcoding identification.
- Metode molekuler inovatif terdiri atas: (1) Lateral flow microarrays dan (2) Teknik-teknik berbasis senyawa organik volatil (volatile organic coumpounds, VOC) sebagai biomarkers dengan menggunakan peralatan sistem hidung buatan (artificial nose system)
Mengidentifikasi dengan menggunakan ciri-ciri digital kini sudah waktunya dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik pemrosesan citra digital (digital image processing) untuk mengidentifikasi tumbuhan dan mengidentifikasi OPT. Identifikasi didasarkan atas citra digital acuan dan mencocokkan citra digital hasil pengambilan lapangan dengan citra digital acuan tersebut. Selain untuk melakukan identifikasi, teknik yang sama dapat digunakan untuk mengkuantifikasi kejadian (incidence) dan keparahan (severity) kerusakan yang disebabkan oleh OPT berdasarkan atas citra satelit. Penggunaan teknik-teknik pemroses citra digital tersebut kini memungkinkan tersedianya layanan identifikasi otomatis daring seperti:
- SPIDA (Species Identified Automatically) untuk mengidentifikasi laba-laba
- DrawWing untuk mengidentifikasi serangga berdasarkan foto venasi sayap, menyediakan software untuk diunduh
- Pla@ntNet untuk mengidentifikasi tumbuhan
Memeriksa Nama Ilmiah dan Mengklasifikasikan OPT
- GBIF Species Search: untuk memeriksa nama ilmiah berbagai golongan organisme, silahkan pelajari cara penggunaannya, juga untuk memetakan sebaran geografik global;
- Species Bank Search Engines: untuk memeriksa nama ilmiah berbagai golongan organisme;
- The Taxonomicon, untuk memeriksa nama ilmiah berbagai golongan organisme;
- IPNI Plant Name Query: untuk memeriksa nama ilmiah tumbuhan;
- Plant of the World Online: untuk memeriksa nama ilmiah tumbuhan;
- Word Flora Online: untuk memeriksa nama ilmiah tumbuhan;
- SciName Finder: untuk memeriksa nama ilmiah dan nama umum binatang dan tumbuhan;
- Species Fungorum: untuk memeriksa nama ilmiah jamur;
- HerbIMI Fungus Name Search: untuk memeriksa nama ilmiah jamur;
- LPSN Aproved List of Bacteria Names: untuk memeriksa nama ilmiah bakteria dan archaea;
- ICTV Search: untuk memeriksa nama virus.
Mengjkasifikasikan jenis OPT berarti menempatkan jenis OPT pada peringkat taksonomik organisme. Peringkat taksonomik dari yang paling umum ke yang lebih khusus adalah domain, kerajaan, filum/divisi, kelas, ordo, famili, genus, dan spesies. Penggolongan suatu organisme ke dalam peringkat taksonomik dapat dilakukan semata-mata berdasarkan ciri-ciri morfologis tanpa mempedulikan asal-usul evolusi organisme yang bersangkutan dikenal sebagai taksonomi fenetik (phenetic taxonomy). Sebaliknya penggolongan organisme berdasarkan atas ciri-ciri molekuler, khusunya DNA, dengan memperhatikan asal usul evolusi organisme yang bersangkutan lazim disebut taksonomi evolusioner (evolutionary taxonomy atau evolutionary sistematic atau Darwinian classification) atau variasinya, yang dikenal sebagai nomenklatur filogenetik (phylogenetic nomenclature atau cladistic nomenclature). Setiap takson mempunyai nama dengan aturan tertentu. Nama setiap takson organisme disebut nama ilmiah, sedangkan seperangkat aturan pemberian nama ilmiah disebut tata nama (nomenclature). Tata nama organisme diatur secara internasional dengan menggunakan tata nama sebagai berikut:
- ICZN (International Code of Zoological Nomenclature): tata nama hewan, diatur oleh International Union of Biological Sciences, yang berlaku saat ini adalah ICZN (2000)
- ICN (International Code of Nomenclature for algae, fungi, dan plants): tata nama algae, jamur, dan tumbuhan, diatur oleh International Botanical Congres, tata nama yang berlaku saat ini adalah Shenzen Code (2017)
- ICNCP (International Code for Nomenclature of Cultivated Plants): tata nama tanaman di bawah peringkat takson spesies, diatur oleh International Society for Horticultural Science, tata tanama yang berlaku saat ini adalah Tata Nama Edisi 9 (2016)
- International Code of Nomenclature of Prokaryotes (ICNP), yang sejak 2008 menggantikan the International Code of Nomenclature of Bacteria (ICNB), termutakhir ICNP 2022.
- ICTV (International Committee on Taxonomy of Viruses): tata nama virus, tata nama yang berlaku saat ini adalah the 2017 ICTV Taxonomy.
Tata nama organisme menurut aturan tata nama tersebut mempunyai prinsip umum yang sama, tetapi dengan perbedaan dalam beberapa hal yang lebih khusus. Misalnya ketentuan mengenai nama ilmiah spesies, untuk tumbuhan harus binomial (terdiri atas 2 kata) dan nama epitet tidak boleh sama dengan nama genus. Namun untuk hewan, boleh trinomial (terdiri atas 3 kata) dan nama epitet boleh sama dengan nama genus. Nama ilmiah hanya boleh digunakan untuk organisme sebagai entitas hayati (biological entity), bukan terhadap:
- Bagian, produk, atau hasil olahan dari organisme: misalnya "bubur kacang hijau" tidak bisa disertai dengan nama ilmiah kacang hijau Vigna radiata sebab kata "kacang hijau" merupakan keterangan terhadap kata "bubur" yang secara keseluruhan merupakan produk olahan dari kacang hijau.
- Nama organisme sebagai keterangan terhadap objek lain: misalnya "produksi jagung" tidak bisa disertai dengan nama ilmiah jagung Zea mays sebab kata "jagung" dalam produksi jagung hanya merupakan keterangan terhadap kata "produksi" yang merupakan objek, juga "serangan belalang kembara" sebaiknya tidak disertai dengan nama ilmiah belalang kembara Locusta migratoria manilensis sebab kata "belalang kembara" hanya merupakan keterangan terhadap kata "serangan" yang merupakan objek.
3. Mendeskripsikan OPT
Setelah nama ilmiah dipastikan berlaku maka langkah berikutnya adalah mendeskripsikan organisme dengan nama ilmiah yang telah dipastikan berlaku tersebut. Deskripsi spesies OPT dapat bersumber dari hasil pengamatan atau dari pustaka rujukan. Deskripsi disajikan dalam bentuk tulisan dengan gaya penulisan khusus penulisan deskripsi organisme, biasanya singkat dan jelas. Berbeda dengan deskripsi organisme non-OPT yang bersifat sinoptik, deskripsi OPT biasanya bersifat diagnostik sehingga disertai dengan gejala kerusakan yang ditimbulkan. Berikut adalah contoh deskripsi diagnostik OPT golongan binatang, patogen, dan gulma dalam Bahasa Inggris:- Walang sangit padi Leptocorisa oratorius F. dan L. acuta Thunberg dari Rice Doctor,
- Kutu loncat jeruk asia Diaphorina citri dari PaDil dan dari Citrus Pests.
3.3.1.2. Membaca Pustaka Wajib
Silahkan mengklik setiap tautan yang diberikan pada materi kuliah ini dan mengunduh pustaka yang disediakan dari halaman Pustaka Wajib dan membaca judul bab atau sub-bab yang berkaitan dengan materi kuliah ini. Mahasiswa wajib menyampaikan judul buku, judul bab buku, dan isi bab buku yang telah dibaca terkait dengan materi kuliah ini melalui Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas.
3.3.1.3. Mengerjakan Kuis
Untuk mengukur kemampuan Anda memahami materi kuliah sampai sejauh ini, silahkan membaca kembali materi kuliah 3.1, materi kuliah 3.2, dan materi kuliah 3.1 dan kemudian mengerjakan kuis dengan mengklik tautan sebagai berikut (kuis yang link-nya tersedia menguji materi 21, 22, dan 23, perlu diperbaiki):
- Mengerjakan dan Memasukkan Lembar Jawaban Quiz selambat-lambatnya pada Rabu, 30 Oktober 2024 pukul 24.00 WITA
- Memeriksa hasil pemasukan untuk Memastikan Lembar Jawaban Quiz sudah masuk
Mahasiswa yang tidak mengerjakan quiz tidak akan memperoleh nilai untuk setiap quiz yang tidak dikerjakan.
3.3.2. TUGAS KULIAH
3.3.2.1. Membagikan Blog Mata Kuliah dan Materi Kuliah
Untuk memanfaatkan media sosial dalam pembelajaran, silahkan membagikan membagikan blog mata kuliah dengan mengklik pilihan tombol media sosial untuk membagikan blog secara keseluruhan dan membagikan setiap materi kuliah dengan mengklik tombol pilihan media sosial yang disediakan pada setiap materi kuliah selambat-lambatnya sampai pada Rabu, 30 Oktober 2024 pukul 24.00 WITA. Catat tautan (link) pembagian blog dan pembagian materi kuliah melalui media sosial untuk dilaporkan pada saat melaksanakan ujian tengah semester.
3.3.2.2. Menyampaikan dan Menanggapi Komentar dan/atau Pertanyaan
Setelah membaca materi kuliah ini, silahkan menyampaikan komentar dan/atau pertanyaan mengenai hal-hal berkaitan langsung dengan materi kuliah ini di dalam kotak komentar yang terletak di sebelah bawah materi kuliah ini. Sampaikan komentar dan/atau pertanyaan mengenai hal-hal yang belum diuraikan secara jelas, bukan hal-hal yang yang sudah diuraikan dalam materi atau tidak berkaitan langsung dengan materi atau yang sudah disampaikan oleh mahasiswa lain. Silahkan juga menanggapi pertanyaan atau komentar yang disampaikan oleh mahasiswa lain terhadap materi kuliah ini. Komentar dan/atau pertanyaan serta tanggapan terhadap komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa lain harus sudah masuk selambat-lambatnya sampai pada Rabu, 30 Oktober 2024 pukul 24.00 WITA. Salin komentar dan/atau pertanyaan mengenai materi kuliah serta tanggapan terhadap komentar dan/atau pertanyaan yang disampaikan oleh mahasiswa lain lalu tempel dalam Laporan Melaksanakan Kuliah. Setiap mahasiswa juga dapat diminta untuk menyampaikan laporan pembagian blog dan materi kuliah pada saat melaksanakan ujian tengah semester.
3.3.2.3. Mengerjakan Projek Kuliah
Silahkan periksa kembali Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas materi kuliah 2.1, materi kuliah 2.2, dan materi kuliah 2.3. Kunjungi kembali materi kuliah tersebut lalu klik tautan memeriksa untuk memastikan bahwa laporan telah masuk pada bagian akhir setiap materi kuliah. Selanjutnya tentukan nama tanaman utama yang diamati, nama ilmiah OPT golongan hewan, OPT golongan patogen, dan OPT golongan tumbuhan paling merusak yang telah Anda laporkan. Selanjtnya kerjakan langkah-langkah berikut ini secara kelompok:
- Silahkan lanjutkan mengerjakan tugas projek kuliah dengan melakukan pengamatan padat populasi minggu ketiga terhadap jenis hama yang telah diamati padat populasi pada minggu sebelumnya (tugas materi 2.2) dengan cara sebagai berikut:
- Melakukan pengamatan keempat terhadap jenis hama paling merusak yang sudah ditemukan pada saat mengerjakan tugas materi kuliah 2.1. Pengamatan dilakukan pada minimum 5 titik yang berbeda jika yang diamati adalah tanaman semusim atau 3 individu tanaman yang berbeda jika yang diamati adalah tanaman tahunan, dengan ketentuan titik atau individu tanaman yang diamati ditentukan secara acak. Jika pada saat mengerjakan tugas sebelumnya belum menemukan jenis hama, usahakan mencari jenis kutu daun atau kutu putih yang biasa terdapat pada berbagai jenis tanaman. Pengamatan dapat dilakukan pada titik yang sama atau berbeda dari titik pengamatan keriga. Tentukan koordinat LS dan BT setiap titik pengamatan.
- Menghidung jumlah individu hama yang terdapat pada setiap titik dan kemudian mencatatnya dalam satuan per tanaman jika tanaman berukuran kecil atau per bagian tanaman, misalnya per daun atau per buah jika tanaman berukuran besar, pada minimal 3 satuan sampel pertanaman (misalnya 3 helai daun, 3 buah, 3 pucuk, dsb) yang ditentukan secara acak. Jika hama bergerak, seperti misalnya walang sangit, lakukan pengamatan dari jarak jauh. Silahkan ambil foto jarak dekat jenis hama yang diamati pada bagian tanaman yang dirusak.
- Mentabulasi data menggunakan program aplikasi Excel dengan terlebih dahulu mengetikkan nama tanaman pada sel A1, nomor kelompok dan nama anggota kelompok pada sel A2, tanggal pengamatan pada sel A3, nomor tanaman sampel pada sel A5, nomor satuan sampel pada sel B5, jumlah individu hama pada sel C5. Selanjutnya ketik tanaman sampel 1 pada sel A6, satuan sampel 1 pada sel B6, dan jumlah individu hama pada sel C6. Ulangi langkah yang sama untuk mengetikkan satuan sampel 2 pada sel B7 dan satuan sampel 3 pada sel B8, masing-masing diikuti dengan jumlah individu hama pada sel C7 dan sel C8. Ulangi langkah yang sama untuk tanaman sampel ke-2, tanaman sampel ke-3, dan seterusnya. Simpan file dengan nama laporantugas32_nomorkelompok, dengan mencantumkan hasil pengamatan minggu ketiga dan hasil pengamatan minggu keempat, dan kemudian unggah sebagai laporan.
- Hitung perubahan ukuran populasi dari pengamatan minggu sebelumnya dan tentukan apakah perubahan tersebut akan sama pada pengamatan ketiga nanti.
- Pada sheet dua buat kurva pertumbuhan populasi dengan sumbu X menyatakan waktu dan sumbu Y menyatakan ukuran populasi menggunakan chart tipe Line Chart menggunakan data ukuran populasi rata-rata.
Unggah file hasil pengamatan sebagai bagian dari Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas selambat-lambatnya pada Rabu, 30 Oktober 2024 pukul 24.00 WITA. Projek kuliah ini merupakan bagian 3 dari Projek Kuliah I yang akan dilanjutkan pengerjaannya pada setiap kuliah minggu berikutnya.
Silahkan ketikkan hasil pengerjaan langkah-langkah tersebut di atas pada saat memasukan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas.
2.4.3. ADMINISTRASI PELAKSANAAN KULIAH
Untuk membuktikan telah melaksanakan perkuliahan daring materi kuliah ini, Anda wajib mengakses, menandatangani presensi, dan mengumpulkan tugas di situs SIADIKNONA. Sebagai cadangan, silahkan juga menandatangani daftar hadir dan memasukkan laporan melaksanakan kuliah dan mengerjakan tugas dengan mengklik tautan berikut ini:
- Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Jumat, 25 Oktober 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani silahkan periksa hasil penandatanganan daftar hadir;
- Menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas selambat-lambatnya pada Rabu, 30 Oktober 2024 pukul 24.00 WITA. dan setelah memasukkan silahkan periksa hasil pemasukan laporan.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan tidak menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah akan ditetapkan sebagai tidak melaksanakan kuliah.
**********
Hak cipta blog pada: I Wayan Mudita
Diterbitkan: 30 September 2018
Diterbitkan: 30 September 2018
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.
Bagaimana cara mendeskripsikan siklus hidup hama, termasuk fase telur, larva, pupa, dan imago?
BalasHapusApa nama ilmiah dari OPT yang sering menyerang tumbuhan
BalasHapusBagaimana cara mengidentifikasi hama penghisap cairan tanaman berdasarkan nama ilmiahnya?
BalasHapusHama yang telah diidentifikasi dan diperiksa namanya kemudian diklasifikasikan berdasarkan sistem taksonomi. Klasifikasi ini mencakup pengelompokan dalam kingdom, phylum, class, order, family, genus, dan species. Hal ini membantu dalam memahami hubungan evolusi dan ekologi hama tersebut.
BalasHapus