Halaman Aktif

Selamat Datang

Belajar Hama dan Penyakit Tumbuhan merupakan blog baru untuk mendukung pembelajaran blended learning mata kuliah Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan bagi mahasiswa Faperta Undana. Blog sedang dalam pembuatan sehingga belum dapat menyediakan layanan secara penuh. Silahkan berkunjung kembali untuk memperoleh informasi mengenai fitur layanan dukungan pembelajaran yang diberikan melalui blog ini. Mohon berkenan menyampaikan komentar dengan mengklik tautan Post a Comment di bawah setiap tulisan.

Selasa, 05 September 2023

1.2. Cara Merusak, Kerusakan yang Ditimbulkan, dan Arti Penting Hama dan Penyakit Tumbuhan

Hama dan patogen penyakit tumbuhan merupakan dua dari tiga golongan organisme pengganggu tumbuhan (OPT). Satu golongan OPT lainnya adalah gulma. Apa yang menyebabkaan hama dan patogen penyakit tumbuhan dipelajari bersama dan terpisah dari gulma? Jawabannya antara lain adalah cara merusak dan kerusakan yang ditimbulkan oleh keduanya hampir sama dan keduanya mempunyai arti penting yang kurang lebih sama. Karena itu, dalam mempelajari keduanya seharusnya dilakukan secara terintegrasi, bukan hanya dijadikan sebagai satu mata kualiah kemudian dalam mempelajarinya dilakukan terpisah dengan mempelajari hama pada setengah semester pertama dan kemudian penyakit dalam setengah semester kedua. Pada materi kuliah ini kita masih mempelajarinya secara terintegrasi, tetapi karena RPS disusun untuk mempelajarinya secara terpisah maka pada materi kuliah selanjutnya kita akan mempelajari hama terlebih dahulu.

1.2.1. MATERI KULIAH

1.2.1.1. Membaca Materi Kuliah
Cara Hama dan PatogenTumbuhan Mengganggu Tanaman
Padai mata kuliah Dasar-dasar Perlindungan Tanaman sudah diuraikan mengenai cara organisme pengganggu tumbuhan mengganggu tanaman. Namun pada mata kuliah tersebut, cara mengganggu mencakup cara yang dilakukan oleh organisme golongan tumbuhan yang mengganggu tanaman sebagai gulma, sedangkan pada mata kuliah ini mencakup hanya organisme golongan hewan dan golongan mikroba yang mengganggu tanaman seebagai organisme hama dan organisme patogenik. Dengan mengeluarkan cara mengganggu tanaman yang dilakukan oleh organisme gulma maka organisme hama dan organisme patogenik mengganggu tanaman dengan menggunakan satu atau beberapa cara sebagai berikut:
  1. Menjadikan tanaman atau hasil tanaman sebagai makanan sehingga merusak bagian-bagian tanaman secara langsung maupun tidak langsung. Organisme pengganggu tumbuhan golongan hama mengganggu tanaman atau hasil tanaman secara langsung dengan cara mencabik, mengunyah, mencucuk dan menghisap, menggerel, menggorok, atau menimbulkan puru, sedangkan organisme pengganggu tanaman golongan patogen mengganggu tanaman secara tidak langsung dengan cara menginfeksi tanaman sehingga tanaman menjadi sakit. Gangguan oleh hama menyebabkan tanaman mengalami luka secara fisik sehingga menghambat pertumbuhan tanaman atau mematikan tanaman, misalnya gangguan oleh ulat grayak amerika Spodoptera frugiperda (Gambar 1.2.1) sedangkan gangguan dan/atau kerusakan oleh patogen menyebabkan tanaman menggalami gangguan proses fisiologi secara langsung maupun tidak langsung yang juga dapat mengmbat pertumbuhan atau bahkan mematikan tanaman, misalnya gangguan oleh bakteri Ralstonia syzygii subsp. celebensis penyebab penyakit darah pada pisang. Bila gangguan terjadi pada hasil tanaman maka baik hama maupun patogen dapat mengurangi berat dan mutu hasil.
  2. Menjadikan tanaman sebagai tempat bersarang dan berkembang biak untuk menyelesaikan daur hidup (life cycle) sehingga populasinya meningkat. Organisme serangga hama pada umumnya merusak tanaman hanya pada fase tertentu daur hidupnya, yaitu fase larva sebagaimana misalnya ulat grayak amerika Spodoptera frugiperda pada tanaman jagung (Gambar 1.2.1 dan Gambar 1.2.5). Organisme patogenik merusak tanaman untuk menyelesaikan seluruh daur hidupnya dengan menjadikan tanaman sebagai inang, misalnya bakteri Candidatus Liberibacter asiaticus penyebab penyakit huanglongbing (HLB, CVPD di Indonesia) pada jeruk (Gambar 1.2.4), atau jamur patogenik tertentu menjadikan tanaman sebagai inang utama dan tumbuhan liar sebagai inang pengganti (alternate host), misalnya jamur Puccinia triticina (nama diterima sebelumnya Puccinia recondita f.sp. tritici) penyebab penyakit karat pada tanaman gandum (Gambar 1.2.6). Untuk berstatus sebagai hama, organisme perlu meningkatkan populasi sampai padat populasinya mendekati ambang luka ekonomi sehingga tersedianya tanaman sebagai tempat berkembang biak menjadi mutlak diperlukan.
  3. Menjadi perantara atau mediator bagi organisme lain untuk bisa merusak. Organisme hama merusak tanaman dengan meninggalkan luka yang dapat menjadi jalan masuk bagi jenis-jenis organisme patogenik yang tidak dapat mempenetrasi sel tanaman secara langsung, sebagaimana misalnya sebagian besar jenis-jenis jamur, oomycetes, bakteri, dan virus patogenik. Organisme hama tertentu menularkan patogen yang mengkontaminasi permukaan tubuhnya, misalnya serangga, burung, dan kelelawar jenis tertentu menularkan bakteri penyakit darah pada tanaman pisang. Organisme hama tertentu lainnya menulatkan patogen, terutama patogen golongan virus, dengan memasukkan ke dalam tubuhnya dan menjadikannya sebagai vektor, misalnya kutu loncat jeruk asia Diaphorina citri sebagai vektor penyakit huanglongbing (HLB, CVPD di Indonesia). Gejala busuk yang disebabkan oleh organisme patogenik pada tanaman tertentu dapat menjadi tempat berkembangbiak bagi organisme hama tertentu.
  4. Menghasilkan racun yang dapat merusak tanaman dan mengkontaminasi hasil. Organisme hama tertentu merusak tanaman dengan mengeluarkan saliva beracun sehingga merusak tanaman bukan hanya secara mekanik, melainkan juga secara fisiologis sebagaimana yang pada umumnya ditimbulkan oleh organisme patogenik, sebagaimana misalnya kerusakan yang ditimbulkan oleh serangga hama dan nematoda hama pembentuk puru (gall). Organisme patogenik merusak tanaman secara fisiologis sehingga tanaman mengalami gangguan proses fisiologis yang menjadikannya menderita penyakit.
  5. Mengkontaminasi lahan, badan perairan, atau hasil dengan keberadaan organisme yang bersangkutan dan/atau kotoran, racun, dan/atau sisa kerusakan yang ditimbulkan. Organisme hama tertentu yang semula merusak tanaman dengan cara berpindah dari luar dan kemudian bersarang di dalam tanah, misalnya rayap dan semut, tetap bersarang meskipun tanaman yang semula diserangnya sudah binasa. Organisme hama yang bersarang di dalam tanah ini kemudian merusak jenis tanaman lain yang digunakan untuk menggantikan tanaman sebelumnya. Organisme hama perusak hasil menimbulkan kerusakan bukan hanya dengan memakan hasil, melainkan juga dengan mengkontaminasi hasil dengan keberadaanya, kotorannya, dan sisa-sisa kerusakan yang ditinggalkannya. Organisme patogenik tertentu hidup di dalam tanah (soil borne), merusak tanaman inang yang ditanam dan kemudian tetap bertahan di dalam tanah setelah tanaman inangnya binasa, menginfeksi tanaman inang jenis lain yang ditanam kemudian, atau masuk ke badan perairan untuk menyebar ke lahan lain. Organisme patogenik yang merusak hasil bukan hanya menyebabkan hasil menjadi membusuk melainkan juga mengkontaminasi hasil dengan racun, kotorang, dan/atau sisa-sisa kerusakan yang ditimbulkannya.
Uraian di atas menunjukkan bahwa organisme hama dan organisme patogenik dapat bekerja sama (bersinergi) dalam mengganggu tanaman sehingga kedua golongan organisme tersebut perlu dipelajari secara bersama-sama. Untuk mengendalikan salah satu di antaranya yang berstatus sebagai hama atau sebagai patogen, pengendalian juga perlu dilakukan terhadap keduanya, bukan terhadap salah satu saja. 

Gambar 1.2.1. Cara ulat grayak amerika () merusak tanaman jagung dengan cara menjadikan tanaman jagung muda sebagai makanan bagi larvanya. Sumber: Agrozine (2020)


Gambar 1.2.2. Video seekor kelelawar nektar gua (cave nectar bat) sedang mengambil nektar pada bunga pisang, berpotensi menularkan bakteri Ralstonis syzygii subsp. celebensis sehingga dapat merusak tanaman pisang secara fidiologis dengan menimbulkan penyakit darah. Penyakit darah merupakan penyebab kehancuran tanaman pisang di Pulau Sumba dan kini sedang menyebar di Pulau Flores. Sumber: Y. C. Wee (n.d.)

Gangguan dan Kerusakan yang Ditimbulkan oleh Hama dan Patogen Tumbuhan
Gangguan yang ditimbulkan oleh organisme hama dan oleh organisme patogenik pada tanaman dapat berbeda, tetapi juga dapat sama. Sebagian besar jenis organisme hama mengganggu tanaman hanya secara fisik, sedangkan organisme patogenik mengganggu tanaman secara fisiologis. Jenis gangguan yang ditimbulkan oleh organisme hama sangat bergantung pada tipe alat mulutnya, apakah tipe penggigit-pengunyah, penggerek-penggorok, atau pencucuk-penghisap. Gangguan fisik ditimbulkan oleh ketiga tipe alat mulut, sedangkan tipe alat mulut pencucuk-penghisap juga dapat menimbulkan gangguan fisiologis sebagaimana halnya kerusakan yang ditimbulkan oleh organisme patogenik. Kedua macam gangguan ini selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan tanaman atau bahkan dapat mematikan tanaman, tetapi dalam definisi dalam UU No. tentang Sistem Budidaya Pertanian Berkelanjutan  "Organisme Pengganggu Tumbuhan didefinisikan sebagai "semua organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan, atau mengakibatkan kematian tumbuhan." Padahal seharusnya, sebelum merusak, organisme pengganggu tumbuhan terlebih dahulu mengganggu tanaman.

Gangguan terhadap petumbuhan tanaman merupakan proses yang terjadi dalam suatu rentang waktu. Rentang waktu bagi organisme hama untuk merusak tanaman merupakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan daur hama (pest cycle), sedangkan rentang waktu organisme patogenik untuk merusak tanaman merupakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan daur penyakit (disease cycle) (Gambar 1.2.3 dan Gambar 1.2.4). Daur hama berkaitan dengan daur hidup jenis hama dan daur penyakit berkaitan dengan daur hidup jenis patogen, tetapi daur hama dan daur penyakit tidak sama dengan daur hidup (life cycle) (Gambar 1.2.4 dan Gambar 1.2.5). Mengingat gangguan merupakan proses maka tidak dapat diamati dalam satu waktu tertentu sehingga pengamatan dilakukan terhadap luka yang ditimbulkannya terhadap tanaman (crop injury) yang secara visual termanifestasi sebagai gejala (symptoms) yang ditimbulkan pada waktu tertentu, sedangkan keberadaan organisme yang menimbulkan gejala sebagai tanda (signs). Tingkat luka tanaman yang teramati sebagai gejala oleh organisme hama pada satu waktu tertentu merupakan intensitas hama (pest intensity) dan tingkat luka tanaman yang teramati sebagai gejala penyakit yang ditimbulkan oleh organisme patogenik pada satu waktu tertentu merupakan intensitas penyakit (disease intensity). Intensitas merupakan tingkat luka tanaman pada waktu tertentu dalam rentang waktu terjadinya proses gangguan terhadap pertumbuhan tanaman. Mengenai gejala kerusakan hama dan gejala penyakit dan cara pengukurannya akan diuraikan lebih rinci pada materi-materi kuliah selanjutnya, sedangkan pada materi kuliah ini urian difokuskan mengenai kerusakan itu sendiri dan perbedaannya dengan serangan.
Gambar 1.2.3. Daur penyakit (disease cycle) terdiri atas fase infeksi (infection), perkembangbiakan (reproduction) yang dapat diselingin dengan fase sintasan antar musim tanam (overseasoning stage) dan fase penyebaran (dissemination). Daur dapat terdiri atas daur primer dan daur sekunder atau hanya daur primer, bergantung pada jenis patogen. Daur hama mengikuti pola yang sama. Dalam daur hama atau daur penyakit, jenis hama atau patogen berkembang melalui sejumlah fase (stages) Sumber: González-Fernández et al. (2010). Proteomics of Plant Pathogenic Fungi

Gambar 1.2.4. Daur penyakit huanglongbing (HLB, CPVD di Indonesia) yang disebabkan oleh bakteri Candidatus Liberibacter asiaticus (CLas) dan ditularkan oleh kutu pucuk jeruk asia Diaphorina citri sebagai vektor. Hasil penelitian Mudita (2008, 2011, 2013) menunjukkan bahwa kompleks hama-penyakit ini merupakan penyebab kehancuran jeruk keprok kultivar 'Jeruk Keprok Soe' (JKS). Sebagai hama, kerusakan yang ditimbulkan oleh kutu jeruk asia tidak seberapa dibandingkan dengan kerusakan oleh patogen yang divektorinya. Sumber: Hu et al. (2021) Molecular signatures between citrus and Candidatus Liberibacter asiaticus

Gambar 1.2.5. Daur hidup ulat grayak amerika Spodoptera frugiperda terdiri atas fase telur, fase larva, fase pupa, dan fase imago. Fase larva terdiri atas 6 sub-fase yang dikenal sebagai instar, mulai dari instar L1 sampai L6. Sumber: Adjaoke et al. (2021). Fall armyworm, Spodoptera frugiperda (Lepidoptera, Noctuidae): State of knowledge and control methods

Gambar 1.2.6. Daur hidup jamur karat Puccinia triticina (nama diterima sebelumnya Puccinia recondita f.sp. tritici) pada tanaman gandum sebagai inang primer di mana jamur menyelesaikan fase aseksualnya dengan tumbuhan Thalicrum speciosissimum sebagai inang penggilir di mana jamur menyekesaikan fase seksualnya. Dalam daur hidup, patogen menyelesaikan fase-fase (stages) dalam daur hidupnya, yang dalam hal jamur Puccinia ini terdiri atas fase piknidial (fase 0), fase aesial (fase I), fase uredinial (fase II), Fase telial (fase III), dan fase basidial (fase IV) (Sumber: Bakkeren Plant Pathology Lab - Rust Research (n.d)

'Gangguan' sebagai proses mempunyai makna yang sama dengan 'serangan', tetapi berbeda dalam rentang waktu terjadinya. Gangguan terjadi setelah organisme hama dan petogen menimbulkan luka tanaman, sedangkan serangan terjadi menjelang organisme hama dan patogen menimbulkan luka tanaman. Berbeda dengan gangguan dan serangan, luka tanaman merupakan keadaan setiap saat yang terjadi pada tanaman setelah tanaman mengalami gangguan oleh organisme hama maupun organisme patogen sehingga dapat diukur sebagai intensitas. Sebelum menimbulkan luka tanaman, organisme hama terlebih dahulu menyerang tanaman, sedangkan organisme patogenik menginfeksi tanaman.  Luka tanaman yang ditimbulkan oleh organisme hama sama dengan luka yang ditimbulkan oleh organisme patogenik dalam hal keduanya sama-sama merupakan keadaan. Dalam hal orgabisme patogenik, luka tanaman merupakan keadaan awal dari penyakit yang ditimbulkan oleh patogen yang bersangkutan. Oleh karena merupakan keadaan maka baik luka tanaman yang ditimbulkan oleh hama maupun penyakit yang ditimbulkan oleh patogen tidak dapat menyerang sehingga istilah 'intensitas serangan' yang digunakan sebagai ukuran tingkat luka tanaman yang ditimbulkan oleh organisme hama sebagaimana juga istilah 'serangan penyakit' yang digunakan dalam kaitan dengan organisme patogenik merupakan istilah yang kurang tepat. Istilah intensitas serangan lebih tepat digunakan untuk menyatakan seberapa sering organisme hama menyerang atau organisme patogenik menginfeksi, bukan untuk menyatakan seberapa berat tingkat gangguan yang ditimbulkan pada satu waktu tertentu yang teramati sebagai gejala.

Arti Penting Hama dan Penyakit Tumbuhan
Organisme hama dan organisme patogenik menimbulkan kerusakan pada tanaman. Kerusakan yang ditimbulkan pada tanaman ada gilirannya akan mengganggu tanaman sehingga hasil tanaman menjadi berkurang, yang lazim disebut kehilangan hasil (yield loss). Untuk memahami bagaimana hama dan patogen dapat menimbulkan kehilangan hasil, Nutter (1993) mengajukan lima tingkatan hasil:
  1. Hasil maksimum yang dapat dicapai (maximum attainable yield): hasil teoretis yang dapat dicapai jika tanaman ditanam dalam kondisi lingkungan optimal dengan menggunakan semua taktik perlindungan tanaman yang tersedia untuk meminimalisasi gangguan yang disebabkan oleh organisme pengganggu tumbuhan.
  2. Hasil dapat dicapai (attainable yield): hasil yang diperoleh di lokasi tertentu ketika semua taktik perlindungan tanaman yang tersedia digunakan untuk mengendalikan organisme pengganggu tumbuhan
  3. Hasil ekonomis (economical yield): hasil dapat dicapai yang memberikan pengembalian bersih tertinggi atas pengeluaran untuk melaksanakan pengendalian organisme pengganggu tanaman.
  4. Hasil sebenarnya (actual yield): hasil yang dicapai ketika dilaksanakan pengendalian organisme pengganggu tumbuhan sebagaimana yang direkomendasikan untuk suatu tanaman atau sistem tanam, tetapi beberapa faktor lainnya (tanah, pengairan, iklim, dsb.) masih membatasi hasil. Bila pengendalian organisme sangat efektif maka nilai hasil sebenarnya sama dengan nilai hasil ekonomis, tetapi hal ini hampir tidak mungkin dapat dicapai.
  5. Hasil primitif (primitive yield): hasil yang dapat dicapai ketika pengendalian organisme pengganggu tumbuhan tidak dilakukan.
Dalam kaitan dengan kelima tingkatan hasil di atas, Nutter (1993) mendefinisikan kehilangan hasil sebagai selisih antara hasil dicapai dengan hasil aktual setelah dilakukan pengendalian dan mendefinisikan kerusakan tanaman (crop damage) sebagai pengurangan kuantitas atau kualitas hasil yang terjadi karena tanaman mengalami luka (luka tanaman, crop injury) yang disebabkan oleh organisme pengganggu tumbuhan. Kehilangan hasil didefinisikan terhadap satu jenis organisme hama atau patogen tertentu, sedangkan dalam kenyataannya setiap jenis tanaman menghadapi sejumlah organisme hama dan organisme petogenik. Kehilangan hasil yang diosebabkan oleh beberapa hama dan patogen secara bersama pada satu jenis tanaman lazim disebut kehilangan panen (crop loss), dapat berupa besar kehilangan panen (BKP) jika dinyatakan dalam berat hasil atau nilai kehilangan panen (NKP) jika dinyatakan dalam harga hasil. Mengingat kehilangan panen bukan sekedar penjumlahan kehilangan hasil yang ditimbulkan oleh tiap hama dan patogen, melainkan dapat saling memperbesar satu sama lain, maka menentukan kehilangan panen menjadi sangat tidak mudah. 

Upaya untuk mengestimasi kehilangan tanaman telah dilakukan, antara lain oleh Oerke (1994) dan termutakhir oleh Savary et al. (2019).  Savary et al. (2019) menyimpulkan estimasi kehilangan panen global per panen rata-rata sebesar 21,5; 30,0; 22,6; 17,2; dan 21,4% oleh gabungan hama dan patogen pada gandum, padi, jagung, kentang, dan kedelai. Nilai estimasi berbeda-beda antar pusat produksi pangan global yang terdiri atas: (1) Amerika Serikat Bagian Tengah-Barat dan Kanada (USM&C), (2) Brasil Selatan, Paraguay, Uruguay dan Argentina (SB&A), (3) Eropa Barat Laut (NWE), (4) Asia Barat dan Afrika Utara (WANA), (5) Afrika Sub-Sahara (SSA), (6) Tiongkok Daratan (Tiongkok), (7) Dataran Indo-Gangga (IGP), dan (8) Asia Tenggara (SEA). Kehilangan panen di atas rata-rata ditemukan pada: gandum (25,7%), padi (31,3%) dan jagung (30,1%) di SSA; beras (40,9%), jagung (41,1%) dan kentang (21,0%) di IGP; gandum (28,1%) dan beras (32,2%) di Tiongkok; kedelai (32,4%) di SB&A; dan gandum (24,9%) di NWE. Sebaliknya, kehilangan panen yang lebih rendah dari rata-rata tercatat pada: gandum (17,9%), jagung (21,3%) dan kentang (8,1%) di USM&C; gandum (10,1%) dan kentang (12,6%) di WANA; dan gandum (16,6%) di IGP. Setiap jenis tanaman menghadapi beberapa jenis hama dan patogen yang masing-masing menimbulkan kehilangan hasil yang berbeda-beda di setiap pusat produksi tanaman.

Gambar 1.2.7. Kehilangan hasil yang diestimasi ditimbulkan oleh setiap jenis hama atau patogen pada setiap jenis tanaman di setiap pusat produksi tanaman. Klik gambar untuk memperbesar. Sumber: Savary et al. (2019) The global burden of pathogens and pests on major food crops

Arti pentingan organisme hama dan patogen dapat ditentukan berdasarkan kehilangan panen yang ditimbulkannya. Semakin besar kehilangan panen yang ditimbulkan, berarti semakin penting arti setiap jenis hama atau patogen yang bersangkutan. Pada Gambar 1.2.7 di atas, arti penting setiap jenis hama atau patogen pada setiap jenis tanaman pada pusat produksi tertentu ditunjukkan oleh perubahan warna menuju merah. Namun arti penting organisme hama dan patogen tumbuhan tidak terbatas hanya karena menimbulkan kehilangan panen yang besar. Kehilangan panen juga dapat menimbulkan ancaman terhadap ketahanan pangan dan pakan ternak sebagaimana yang ditimbulkan oleh penyakit darah di Pulau Sumba, kelaparan sebagaimana yang disebabkan oleh penyakit hawar lambat yang disebabkan oleh oomycete Phytophthora infestans di Irlandia pada 1845-1852, dan bahkan perubahan kebiasaan orang Inggris dari minum kopi menjadi minum teh sebagaimana yang ditimbulkan oleh jamur karat Hemileia vastatix penyebab penyakit karat kopi di Shri Lanka pada abad ke-19. Uraian mengenai berbagai faktor yang menyebabkan organisme hama dan patogen mempunyai arti penting dapat diperoleh dari artikel BBC News "Plant pests: The biggest threats to food security?"

1.2.1.2. Pustaka 
Materi kuliah yang Anda baca ini hanyalah semacam panduan mengenai bagaimana seharusnya Anda mempelajari materi kuliah ini. Untuk mempelajari materi kuliah ini lebih lanjut, Anda perlu membaca pustaka sebagai berikut:
Setiap mahasiswa wajib mengklik tautan Pustaka Wajib untuk mengakses dan/atau mengunduh buku teks, websites, dan/atau artikel jurnal ilmiah untuk dilaporkan sebagai bagian dari Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas.

1.2.1.3. Mengerjakan Kuis
Setelah membaca materi dan pustaka kuliah materi kuliah 1.1 dan 1.2, setiap mahasiswa wajib mengerjakan quiz secara mandiri dengan mengklik tautan sebagai berikut:
  1. Mengerjakan dan Memasukkan Lembar Jawaban Kuis selambat-lambatnya pada Rabu, 18 September 2024 pukul 24.00 WITA;
  2. Memeriksa untuk Memastikan Lembar Jawaban Kuis sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengerjakan quiz tidak akan memperoleh nilai untuk setiap kuis yang tidak dikerjakan.

1.2.2. TUGAS/PROJEK KULIAH

1.2.2.1. Mendiskusikan dengan Cara Membagikan Blog dan Materi Kuliah
Setelah membaca materi kuliah, silahkan bagikan materi kuliah melalui media sosial yang dimiliki disertai dengan mencantumkan status tertentu, misalnya "Saya sekarang baru tahu ternyata statistika terapan itu menyenangkan  ... dst." Untuk membagikan lauar klik tombol Beranda dan kemudian klik tombol pembagian memalui media sosial dengan mengklik tombol media sosial yang tertera di sebelah kanan judul materi kuliah. Jika media sosial yang dimiliki tidak tersedia dalam ikon yang ditampilkan, klik ikon paling kanan untuk membuka ikon media sosial lainnya. Materi kuliah dibagikan paling lambat pada Rabu, 18 September 2024 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

1.2.2.2. Mendiskusikan dengan Cara Menyampaikan dan Menanggapi Komentar
Setelah membaca materi kuliah, silahkan buat minimal satu pertanyaan dan atau komentar mengenai materi kuliah. Buat pertanyaan secara langsung tanpa perlu didahului dengan selamat pagi, selamat siang, dsb., sebab belum tentu akan dibaca pada jam sesuai dengan ucapan selamat yang diberikan. Ketik pertanyaan atau komentar secara singkat tetapi jelas, misalnya "Mohon menjelaskan apa manfaat mempelajari statistika terapan". Pertanyaan dan/atau komentar diharapkan ditanggapi oleh mahasiswa lainnya dan setiap mahasiswa wajib menanggapi minimal satu pertanyaan dan/atau komentar yang disampaikan oleh mahasiswa lainnya. Pertanyaan dan/atau komentar maupun tanggapannya disampaikan paling lambat pada Rabu, 18 September 2024 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

1.2.2.3. Mengerjakan Tugas/Projek Kuliah
Silahkan lanjutkan mengerjakan tugas projek kuliah dengan melakukan wawancara mengenai hal-hal sebagai berikut:
  1. Hasil panen dalam sekali panen tanpa terjadi kerusakan tanaman yang disebabkan oleh organisme hama maupun organisme patogen, dinyatakan dalam ton/ha untuk tanaman semusim dan buah/pohon untuk tanaman tahunan.
  2. Apakah pernah terjadi kerusakan tanaman oleh organisme hama dan organisme patogen, jika pernah apa nama jenis hama dan jenis penyakit yang menimbulkan kerusakan.
  3. Jika pernah terjadi kerusakan oleh organisme hama dan organisme patogen, apakah pernah melakukan pengendalian dan jika pernah, cara pengendalian apa yang dilakukan dan berapa nilai biayanya dalam sekali musim panen.
  4. Hasil panen dalam sekali musim panen dalam keadaan terjadi kerusakan tanaman oleh organisme hama dan organisme patogen dan dilakukan pengendalian, dinyatakan dalam ton/ha untuk tanaman semusim dan buah/pohon untuk tanaman tahunan.
  5. Hasil panen dalam sekali musim panen dalam keadaan terjadi kerusakan tanaman oleh organisme hama dan organisme patogen dan tidak dilakukan pengendalian, dinyatakan dalam ton/ha untuk tanaman semusim dan buah/pohon untuk tanaman tahunan.
Setelah selesai melakukan wawancara, silahkan lakukan pengukuran koordinat dan pengambilan foto tanaman dan foto gejala luka tanaman yang disebabkan oleh hama dan gejala penyakit yang disebabkan oleh patogen. Setelah selesai, silahkan pamit kepada petani dan di rumah/tempat kos silahkan lakukan perhitungan untuk menentukan:
  1. Besar hasil panen dan nilai hasil panen dalam keadaan tidak terjadi kerusakan tanaman oleh hama;
  2. Besar hasil panen dan nilai hasil panen dalam keadaan terjadi kerusakan tanaman oleh hama dan dilakukan pengendalian;
  3. Besar hasil panen dan nilai hasil panen dalam keadaan terjadi kerusakan tanaman dan tidak dilakukan pengendalian
  4. Besar kehilangan panen dan nilai kehilangan panen tanpa melakukan pengendalian hama
  5. Besar kehilangan panen dan nilai kehilangan panen yang dapat diselamatkan dengan melakukan pengendalian hama.
  6. Besar biaya yang dikeluarkan oleh petani untuk melakukan pengendalian hama dan tentukan apakah pengendalian hama menguntungkan atau justru merugikan petani.
Catat hasil wawancara dan pengamatan untuk disampaikan sebagai bagian dari Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas. Projek kuliah ini merupakan bagian 1 dari Projek Kuliah I yang akan dilanjutkan pengerjaannya pada setiap kuliah minggu berikutnya.

1.2.3. ADMINISTRASI KULIAH

Untuk membuktikan telah melaksanakan kuliahi, Anda wajib mengakses, menandatangani presensi, dan mengumpulkan tugas di situs SIADIKNONA. Sebagai cadangan, silahkan juga mengerjakan quiz, menandatangani daftar hadir, dan memasukkan laporan melaksanakan kuliah dan mengerjakan tugas dengan mengklik tautan di bawah ini.
  1. Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Jumat, 13 September 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, silahkan periksa daftar hadir yang telah ditandatangani;
  2. Menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Projek selambat-lambatnya pada Rabu, 18 September 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah menyampaikan, silahkan periksa untuk memastikan bahwa laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan memasukkan Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan Laporan Melaksanakan Kuliah akan ditetapkan sebagai tidak melaksanakan kuliah.

**********
Hak cipta blog dan isi blog pada: I Wayan Mudita
Dipublikasikan pertama kali: 8 September 2023.

Creative Commons License
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar