Halaman Aktif

Selamat Datang

Belajar Hama dan Penyakit Tumbuhan merupakan blog baru untuk mendukung pembelajaran blended learning mata kuliah Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan bagi mahasiswa Faperta Undana. Blog sedang dalam pembuatan sehingga belum dapat menyediakan layanan secara penuh. Silahkan berkunjung kembali untuk memperoleh informasi mengenai fitur layanan dukungan pembelajaran yang diberikan melalui blog ini. Mohon berkenan menyampaikan komentar dengan mengklik tautan Post a Comment di bawah setiap tulisan.

Rabu, 13 September 2023

2.2. Penggolongan Hama Berdasarkan Taksonomi 2: Filum Arthropoda: Tungau dan Serangga

Pada materi 2.1 kita telah membahas penggolongan hama secara taksonomis dalam filum Chordata, Mollusca, dan Nematoda. Dari mempelajari penggolongan organisme hama dalam ketiga filum tersebut kita mengetahui bahwa golongan hama secara taksonomis berubah seiring dengan perubahan taksonomi organisme yang bersangkutan. Perubahan terjadi terutama karena klasifikasi yang dahulu dilakukan berdasarkan ciri-ciri morfologis secara hierarkis kini berubah menjadi klasifikasi filogenetik yang mengharuskan peringkat taksonomik bersifat monofiletik. Dari mempelajari perubahan ini kita menjadi mengetahui bahwa organisme yang dahulu termasuk dalam kelas Reptilia dan kelas Aves ternyata merupakan kerabat dinosaurus. Kita bahkan mengetahui bahwa burung sebenarnya merupakan keeturunan dinosaurus. Kita akan lanjutkan mempelajari penggolongan organisme hama secara taksonomis terhadap filum yang terdiri atas paling banyak spesies dan yang juga paling banyak berstatus sebagai hama, yaitu filum Arthropoda.

2.2.1. MATERI KULIAH

2.2.1.1. Membaca Materi Kuliah
Arthropoda merupakan kelas hewan yang memiliki kerangka luar dengan kutikula yang terbuat dari kitin, dapat termineralisasi dengan kalsium karbonat, tubuh beruas-ruas, dan perlengkapan tubuh (appendages) bersendi berpasangan. Agar dapat terus tumbuh, arthropoda harus melalui tahap-tahap pergantian kerangka tubuh (moulting), yaitu suatu proses pelepasan kerangka luar lama untuk mengganti dengan kerangka luarbaru. Arthropoda memiliki sistem peredaran darah terbuka, dengan rongga tubuh yang disebut haemocoel tempat hemolimfa, yang berfungsi sebagai darah, bersirkulasi ke organ dalam. Sebagiamana bagian luarnya, organ dalam arthropoda umumnya dibangun dari ruas-ruas yang berulang. Sistem saraf menyerupai tangga, dengan tali saraf ventral berpasangan melewati semua ruas dan membentuk ganglia berpasangan di setiap ruas. Kepala dibentuk melalui peleburan sejumlah ruas yang berbeda-beda dan otak dibentuk melalui peleburan ganglia ruas-ruas yang melebur, beradamengelilingi kerongkongan. Sistem pernapasan dan ekskresi artropoda bervariasi, bergantung pada subfilum lingkungan dan lingkungan hidupnya.

Arthropoda menggunakan kombinasi mata majemuk (compound eyes) dan lubang pigmen yang disebut oselus (ocellus) untuk penglihatan. Pada sebagian besar spesies, mata majemuk merupakan sumber informasi utama sedangkan oselus hanya dapat mendeteksi arah datangnya cahaya.. Namun pada laba-laba, mata utama adalah oselus yang dapat membentuk bayangan dan, dalam beberapa kasus, dapat berputar ke arah dari mana cahaya datang, untuk melacak mangsa. Arthropoda juga memiliki berbagai macam sensor kimia dan mekanik, sebagian besar didasarkan pada modifikasi dari banyak rambut, yang dikenal sebagai setae, pada permukaan kutikula. Perkembangannya bervariasi, semua spesies terestrial menggunakan pembuahan internal, tetapi kadang-kadang hal ini dilakukan melalui transfer sperma tidak langsung melalui pelengkap atau tanah, bukan dimasukkan langsung. Spesies akuatik menggunakan fertilisasi internal atau eksternal. Hampir semua arthropoda bertelur, tetapi banyak spesies melahirkan anak setelah telur menetas di dalam induk, dan beberapa di antaranya benar-benar vivipar, seperti kutu daun. Anakan arthropoda bervariasi, dari berupa ukuran kecil dari bentuk dewasa sampei bentuk yang benar-benar berbeda yang mengalami metamorfosis untuk menghasilkan bentuk dewasa. Tingkat perawatan induk betina terhadap anakan bervariasi dari tidak ada sampai perawatan jangka panjang sebagaimana yang diberikan oleh serangga sosial.

Mengenai filogeni arthropoda, saat ini terdapat dua hipotesis, yaitu: (1) hipotesis Articulata yang menempatkan klad Panarthropoda sebagai sekerabat dengan klad Anelida dan (2) hipotesis Ecdysozoa yang menempatkan klad Panarthroropoda sebagai sekerabat dengan klad Cycloneuralia dalam klad Ecdysozoa. Sebagaimana diuraikan oleh Schmid-Rhaesa et al. (1998), hipotesis pertama didukung sangat kuat oleh bukti-bulti morfologis, sedangkan hipotesis kedua oleh bukti-bukti morfologis yang kurang kuat tetapi juga didukung oleh bukti-bukti molekuler. Telford et al. (2008) membahas bukti-bukti yang mendukung hipotesis Ecdysozoa dengan filogeni sebagaimana disajikan pada Gambar 2.1.1.  Lebih lanjut, Misof et al. (2014), melalui publikasinya Phylogenomics resolves the timing and pattern of insect evolution, menunjukkan bahwa filum Arthropoda terbagi menjadi dua klad, yaitu klad Chelicerata sebagai sub-filum yang di dalamnya terdapat klad Arachnida sebagai kelas, dan klad Mandibulata yang setelah melalui beberapa klad, di dalamnya terdapat klad Hexapoda sebagai sub-filum yang di dalamnya terdapat klad Insecta sebagai kelas. 
Gambar 2.2.1. Filogeni Arthropoda dalam klad Panarthropoda dan klad Ecdysozoa. Klik gambar untuk memperbesar. Sumber: Telford et al. (2008)

Kelas Arachnida
Sebagai arthropoda, arachnida memiliki kerangka luar dan struktur jaringan internal endosternit yang mirip tulang rawan tempat melekatnya kelompok otot tertentu. Namun arachnida dewasa pada umumnya berkaki delapan, berbeda dengan hexapoda yang semuanya berkaki enam, memiliki dua pasang organ pelengkap, yaitu chelicerae yang berfungsi dalam mencari makan dan bertahan, dan pedipalpus yang berfungsi untuk makan, bergerak, dan/atau fungsi reproduksi. Larva tungau jenis tertentu memiliki hanya enam kaki sebab dua kaki lainnya biasanya muncul saat mereka berganti kulit menjadi nimfa. Arachnida lebih jauh berbeda dari serangga dalam hal tidak mempunyai antena atau sayap. Selain itu, tubuh arachnida terdiri atas dua tagmata, yang disebut prosoma (cephalothorax) dan opisthosoma (abdomen). Prosoma biasanya ditutupi oleh karapas tunggal yang tidak tersegmentasi, sedangkan perut tersegmentasi secara primitif, dengan tingkat fusi yang berbeda-beda antar segmen, biasanya terbagi menjadi preabdomen dan postabdomen, meskipun hal ini hanya terlihat jelas pada kalajengking, sedangkan pada beberapa ordo lainnya, seperti Acari, bagian perutnya menyatu sepenuhnya. Arachnida terbagi dalam super-ordo dan ordo, termasuk yang telah punah, dua super-ordo yaitu Acariformes dan Parasitiformes dikenal sebagai tungau (Gambar 2.2.2). Di antara dua super-ordo tungau ini, yang mempunyai jenis yang dapat mengganggu, merusak, dan/atau mematikan tanaman terdapat dalam super-ordo Acariformes. Super-ordo Acariformes selanjutnya dibedakan menjadi ordo Sarcoptiformes dan Trombidiformes, hanya ordo Trombidiformes yang mempunyai jenis hama. Dalam ordo Trombidiformes, hanya dua famili, yaitu Tetranychidae dan Tarsonemidae, yang mempunyai jenis hama.

Gambar 2.2.2. Morfologi tungau. Klik gambar untuk memperbesar. Silahkan amati seekor tungau dengan menggunakan aplikasi Magnifying Glass dari Google Play Store lalu bandingkan bagian-bagiannya dengan gambar ini. Sumber: BeeMite ID.

Untuk memperoleh informasi lebih lengkap mengenai tungau hama, silahkan unduh dan baca buku oleh Hoy (2011), Agricultural Acarology: Introduction to Integrated Mite Management. Karena buku agak lama, klasifikasi tungau dalam buku ini berbeda dengan yang diuraikan di atas, tetapi famili dengan jenis-jenis hama sama, yaitu famili dengan contoh masing-masing sebagai berikut
Sub-filum Hexapoda 
Sub-filum Hexapoda pada umumnya dianggap monofiletik pada filum Arthropoda. Namun secara keseluruhan, sebagaimana halnya hubungan dasar filogenetik hewan yang belum terselesaikan dengan baik, hubungan filogenetik antar berbagai kelompok Hexapoda juga masih diperdebatkan. Secara filogenetik, sub-filum Hexapdoda terdiri atas kelas Entognatha (serangga primitif) dan kelas Insecta (serangga modern atau serangga sejati, true insects). Klas Entognatha terdiri atas ordo Diplura, Collembola, dan Protura, sedangkan kelas Insecta terdiri atas banyak ordo. Semua Hexapoda memiliki tubuh yang terbagi menjadi kepala (caput), dada  (thorax), dan perut (abdomen) (Gambar 2.2.3).

Gambar 2.2.3. Morfologi Hexapoda: Lalat dalam Kelas Insecta. Klik gambar untuk memperbesar. Silahkan tangkap seekor lalat lalu dengan menggunakan aplikasi Magnifying Glass dari Google Play Store bandingkan bagian-bagiannya dengan gambar ini. Sumber: University of Nebrasca-Lincoln (2023)

Kepala terdiri atas enam segment yang menyatu, dengan organ tambahan: Segmen I tanpa organ tambahan, Segmen II antena (sensorik), tidak ada pada Protura, Segmen III tanpa organ tambahan. Segmen IV rahang penggigit (mandibula), Segmen V rahang pengunyah (maxillae), sab Segmen VI  bibir bawah (labium). Mulut terletak di antara segmen keempat dan kelima dan ditutupi oleh tonjolan dari segmen keenam, yang disebut labrum (bibir atas). Pada serangga sejati (kelas Insecta) bagian mulutnya terbuka (ektognat, ectognathous), sedangkan pada kelompok lain berselubung (endognat, endognathous). Organ serupa ditemukan di kepala Myriapoda dan Crustacea, tetapi krustasea memiliki antena sekunder. Collembola dan Diplura memiliki antena tersegmentasi; setiap segmen memiliki kumpulan ototnya sendiri. Antena serangga hanya terdiri dari tiga segmen; scape, pedicel, dan flagel, otot terdapat hanya pada dua segmen pertama, sedangkan segmen ketiga, flagel, tidak memiliki otot melainkan terdiri dari sejumlah annuli sehingga antena jenis ini disebut antena annulasi. Organ Johnston, yang ditemukan pada pedicel, tidak terdapat pada Entognatha.

Dada terdiri dari tiga segmen, yang masing-masing mempunyai sepasang kaki. Tipikal arthropoda yang beradaptasi untuk hidup di darat, setiap kaki memiliki satu cabang berjalan yang terdiri dari lima segmen, tanpa cabang insang yang ditemukan pada beberapa artropoda lain, dan dengan insang pada segmen perut beberapa serangga air yang belum dewasa. Pada sebagian besar serangga, segmen dada kedua dan ketiga juga menopang sayap. Diduga bahwa sayap merupakan homolog dengan cabang insang krustasea, atau berkembang dari perluasan segmen itu sendiri.

Perut mengikuti perkembangan epimorfik, di mana semua segmen sudah ada pada akhir perkembangan embrio di semua kelompok Hexapoda kecuali Protura; Protura memiliki perkembangan anamorfik di mana remaja yang baru menetas memiliki segmen yang tidak lengkap, dan melewati tahap pasca-embrio dan penambahan segmen pada setiap pergantian kulit sebelum jumlah segmen dewasa akhir tercapai. Serangga sejati pada umumnya mempunyai 11 segmen perut, tetapi pada beberapa kategori serangga tertentu jumlahnya berkurang dan pada Protura berjumlah 12, sedangkan pada Collembola berjumlah hanya 6 (ada yang hanya 4). Organ tambahan pada terbatas pada alat kelamin luar dan kadang-kadang sepasang cerci sensorik pada segmen terakhir.

Hexapoda mengalami pertumbuhan tanpa atau dengan metamorfosis, yaitu proses prtumbuhan tubuh dari bentuk muda setelah menetas dari telur menjadi bentuk dewasa yang disebut imago melalui perubahan bentuk secara bertahap:
  • Ametabola: tanpa perubahan bentuk
  • Hemimetabola: dengan perubahan bentuk dari bentuk muda yang disebut nimfa (nymph) yang mirip dengan bentuk dewasa, tanpa melalui fase istirahat.
  • Holometabola: dengan perubahan bentuk dari bentuk muda yang disebut larva (larvae) yang sangat berbeda dengan bentuk dewasa dengan melalui fase istirahat yang disebut pupa (pupa).
Dalam proses metamorfosis hexapoda, pertumbuhan terjadi melalui proses tahap pertumbuhan (stages) dan pergantian rangka luar (moulting, ecdysis), Dalam proses tersebut, setiap fasenya disebut instar (instar), sedangkan waktu yang dilalui untuk menyelesaikan setiap fase disebut stadium.

Di antara kelas dalam sub-filum Hexpoda, serangga modern dalam kelas Insecta mempunyai jumlah jenis (spesies) terbanyak di dunia. Serangga sejati dalam kelas Insecta mengalami metamorfosis sebagai berikut:
  • Hemimetabola tanpa perubahan bentuk secara drastis (gradual metamorphosis): melalui fase telur, nimfa, dan imago, dengan bentuk nimfa yang menyerupai bentuk imago, terjadi pada serangga ordo: Orthoptera, Mantodea, Blattaria, Dermaptera, Thysanoptera, dan Hemiptera.
  • Hemimetabola dengan perubahan bentuk yang sangat drastis (incomplete metamorphosis): melalui fase telur, nimfa, dan imago, dengan bentuk nimfa yang sangat berbeda dari bentuk imago, terjadi pada serangga ordo: Odonata, Ephemeroptera, dan Plecoptera
  • Holometabola (complete metamorphosis): melalui fase telur, larva, pupa. dan imago, dengan bentuk larva yang sangat berbeda dari bentuk imago, terjadi pada serangga ordo: Neuroptera, Coleoptera, Lepidoptera, Diptera, and Hymenoptera
Karena jumlahnya begitu banyak maka tidak mengherankan jika banyak jeninya merupakan hama. Namun sebelum melanjutkan membaca mengenai ordo serangga yang mempunyaai banyak jenis sebagai hama, silahkan terlebih dahulu baca buku teks Handbook of Agricultural EntomologyInsect Morphology and Phylogeny: A textbook for students of entomology, dan Bugs Up Close: Magnified Look at the Incredible World of Insects. Kemudian silahkan juga belajar mengidentifikasi ordo serangga di situs CSIRO atau dengan mengunduh dan memasang aplikasi Insect Orders – Revised Edition untuk ponsel Android dari Google Play Store atau untuk ponsel iPhone dari Apple iTunes. Setelah memperoleh pemahaman dasar mengenai ordo serangga, silahkan lanjutkan membaca ordo serangga dan famili dalam setiap ordo yang jenis yang berpotensi penting sebagai hama sebagai berikut:
  1. Hemiptera: aneka kepik dan kutu tumbuhan lainnya (plant bug). Tubuh berbentuk pipih dengan ukuran sangat kecil sampai sedang. Fase dewasa ada yang bersayap atau tidak bersayap. Sayap berjumlah dua pasang yang seragam atau tidak seragam, bagian pangkal menebal atau tidak menebal, yang jika dalam keadaan istirahat tampak seperti susunan genting atau tidak. Metamorfosis terdiri atas telur, nimfa, dan imago. Ordo Hemiptera terdiri atas: (a) sub-ordo: Auchenorrhyncha yang terdiri atas (1) infra-ordo: Fulgoromorpha yang mencakup superfamili Cercopoidea, Cicadoidea, dan Membracoidea (Cicadelloidea) dan (2) infra-ordo Cicadomorpha yang mancakup satu super-famili Fulgoroidea dan (b) sub-ordo Sternorrhyncha yang mencakup ordo lama Homoptera (aneka kutu pucuk dan kutu daun) yang terdiri atas super-famili: Aleyrodoidea, Aphidoidea, Coccoidea, Phylloxeroidea, dan Psylloidea. Famili dalam sub-ordo Auchenorrhyncha yang mempunyai anggota berpotensi sebagai OPT adalah Miridae=Capsidae: Capsids (kepik tumbuhan atau kepik daun), Lygaeidae (kepik biji), Pyrrhocoridae (kepik merah), Coreidae (kepik kaki-daun), Tingidae (lace bugs), dan Pentatomidae (kepik busuk atau kepik perisai). Famili dalam sub-ordo Sternorrhyncha yang mempunyai anggota berpotensi sebagai OPT adalah Cicadellidae=Jassidae (wereng daun), Delphacidae (wereng tumbuhan), Psyllidae (kutu loncat), Aphididae (kutu tumbuhan), Margarodidae (giant coccids), Coccidae (kutu-perisai lunak), Diaspididae (kutu perisai), Pseudococcidae (kutu kebul). Contoh: OPT golongan hewan serangga ordo Hemiptera yang pernah menghancurkan tanaman di NTT adalah kutu loncat lamtoro Heteropsylla cubana Crawford, 1914 (periksa nama ilmiah) sejak akhir 1985 yang mula-mula dikendalikan dengan pemangkasan lamtoro, penakikan dan pengolesan insektisida, penyemprotan insektisida secara masal dari udara, dan kemudian dikendalikan secara hayati dengan mendatangkan agen hayati Curinus coeruleus (Mulsant, 1850)(periksa nama ilmiah). Untuk mengenal dan mempelajari salah satu jenis OPT golongan hewan kategori serangga ordo Hemiptera yang sangat penting di Indonesia, silahkan baca artikel jurnal ilmiah Evaluasi dan pemetaanwereng coklat pada tanaman padi sawah di kecamatan tugumulyo.
  2. Coleoptera: aneka kumbang (beetle) dan bubuk (weevil). Ukuran tubuh kecil sampai besar. Sayap depan keras, tebal, dan menanduk, tanpa vena, dan berfungsi sebagai pelindung. Sayap belakang berupa membran yang melipat ketika sedang istirahat. Larva dan dewasa bertipe alat mulut penggigit-pengunyah atau ada yang mempunyai alat mulut seperti cucuk (rostrum) untuk penetrasi ke dalam jaringan tanaman. Larva tidak mempunyai kaki abdominal, tetapi umumnya mempunyai tiga pasang kaki toraksal. Metamorfosis terdiri atas fase telur, larva, pupa, dan imago. Famili yang mempunyai anggota berpotensi sebagai OPT adalah Scarabaeidae (scarab beetles), Buprestidae (Buprestids), Bostrichidae (shot-hole borers), Coccinellidae (ladybird beetles), Tenebrionidae, Lagriidae, Meloidae (blister beetles), Chrysomelidae (leaf beetles), Curculionidae (weevils or snout beetles), Bruchidae (bruchids or seed weevils), dan Cerambicidae (longhorns). Silahkan pelajari identifikasi kumbang seluruh dunia dengan menggunakan kunci multi-akses IdTools Beetles of the World. Untuk mengenal dan mempelajari salah satu jenis OPT golongan hewan kategori serangga ordo Coleoptera yang sangat penting di Indonesia, silahkan baca artikel jurnal ilmiah Kelimpahan Brontispa longissima Gestro (Coleoptera: Chrysomelidae) dan Musuh Alami pada Tanaman Kelapa.
  3. Lepidoptera: aneka kupu-kupu (butterfly) dan ngengat (moth). Tubuh berukuran kecil sampai besar, mempunyai dua pasang sayap yang permukaannya bersisik. Larva mempunyai alat mulut bertipe penggigit-pengunyah, sedangkan imago bertipe penghisap. Terdiri atas dua tipe, ngengat (moth) dengan sayap yang kurang indah dan kupu-kupu (buterfly) dengan sayap yang indah. Famili yang mempunyai anggota berpotensi sebagai OPT adalah Gelechiidae (gelechiid moths), Gracillariidae (leaf blotch miners), Lyonetiidae (lyonetiid moths), Plutellidae (diamond-back moths), Cossidae (carpenter moths and leopard moths), Tortricidae (tortricid moths), Pyralidae (snout moths, grass moths, and others), Nymphalidae (brush-footed butterflies), Lycaenidae (coppers, blues, and others), Pieridae (whites, yellows, and orange-tips), Papilionidae (swallowtails and parnasians), Geometridae (measuring worms, geometers, and others), Sphingidae (sphinxs or hawk moths, hornworms), Erebidae (tiger moths and others), dan Noctuidae (noctuid moths). Untuk mengenal dan mempelajari salah satu jenis OPT golongan hewan kategori serangga ordo Lepidoptera yang sangat penting di Indonesia, silahkan unduh dan baca buku Ulat Grayak, Spodoptera spp.: Hama Polifag, Bioekologi dan Pengendaliannya serta unduh dan baca artikel jurnal ilmiah First record of fall armyworm (Spodoptera frugiperda) in Indonesia and its occurence in three provinces.
  4. Diptera: aneka lalat (fly). Tubuh berukuran sangat kecil sampai sedang dengan sepasang sayap yang merupakan sayap depan. Sayap belakang mereduksi menjadi halter yang merupakan alat keseimbangan. Alat mulut bertipe penjilat atau pencucuk-penghisap. Larvanya berkepala kecil dan tidak berkaki, disebut set atau singgat (magot). Metamorfosis terdiri atas fase telur, larva, nimfa, dan imago. Famili yang mempunyai anggota berstatus OPT adalah Cecidomyiidae (gall midges atau gall gnats), Tephritidae (Trypetidae) (lalat buah), Agromyzidae (lalat penggorok daun), Diopsidae (stalk-eyed flies), Muscidae (muscid flies), dan Anthomyiidae (anthomiid flies). Silahkan pasang aplikasi untuk ponsel Android dan ponsel iPhone kunci identifikasi lalat buah penting untuk Uni Eropa dengan menggunakan kunci multi-akses IdTools Fruits Flies of Importance to EU. Untuk mengenal dan mempelajari salah satu jenis OPT golongan hewan kategori serangga ordo Diptera yang sangat penting di Indonesia, silahkan baca artikel jurnal ilmiah Kunci identifikasi lalat buah (Diptera: Tephritidae) di Kabupaten Bogor dan sekitarnya dan Keanekaragaman dan pola keberadaan lalat buah (Diptera: Tephritidae) di Provinsi Sumatera Selatan.
  5. Orthoptera: aneka belalang (grasshopper) dan jengkrik (cricket). Ukuran tubuh sedang sampai besar, fase dewasa bersayap atau tidak bersayap. Yang bersayap mempunyai dua pasang sayap, sayap depan panjang menyempit, menebal, banyak vena, seperti kertas perkamen, sayap belakang berupa membran, melebar, dan juga mempunyai banyak vena. Alat mulut penggigit-pengunyah. Betina mempunyai ovipositor yang berkembang baik, jantan ada yang mempunyai alat penghasil suara. Metamorfosis terdiri atas fase telur, nimfa, dan imago. Contoh: belalang kembara oriental Locusta migratoria subsp. manilensis (Meyen, 1835) dari famili Acrididae dan belalang pedang Sexava spp. dari famili Tettigoniidae. Untuk mengenal dan mempelajari salah satu jenis OPT golongan hewan kategori serangga ordo Orthoptera yang sangat penting di Indonesia, silahkan baca ringkasan disertasi Biologi belalang kembara lokusta di Nusa Tenggara Timur dan baca artikel jurnal ilmiah Keanekaragaman belalang di persawahan Desa Arah Tiga Kecamatan Lubuk Pinang Kabupaten Mukomuko.
  6. Isoptera: aneka rayap (termite). Fase dewasa ada yang bersayap dan ada pula yang tidak bersayap, sayap dua pasang berupa membran yang berbentuk dan berukuran sama antara sayap depan dan sayap belakang. Alat mulut penggigit-pengunyah. Merupakan serangga sosial yang terdiri atas kelas ratu, pejantan, pekerja (jantan dan betina steril), dan tentara (jantan dan betina steril dengan rahang yang kuat). Contoh: rayap perkebunan Coptotermes elisae (Desneux, 1905) dari famili Rhinotermitidae. Untuk mengenal dan mempelajari salah satu jenis OPT golongan hewan kategori serangga ordo Isoptera yang sangat penting di Indonesia, silahkan unduh dan baca artikel jurnal ilmiah Keanekaragaman jenis rayap di kebun kelapa sawit PT Bumi Pratama Khatulistiwa kecamatan Sungai Ambawang kabupaten Kubu Raya.
  7. Thysanoptera: aneka sayap rumbai (thrip). Tubuh berukuran kecil dan ramping  dengan antena pendek pada kepala. Fase dewasa ada yang bersayap atau tidak bersayap. Sayap berjumlah dua pasang, berumbai-rumbai dengan rambut yang panjang. Metamorfosis terdiri atas telur, nimfa, dan imago. Nimfa berwarna putih, kuning, atau merah pucat, dewasa berwarna gelap. Famili yang mempunyai anggota berpotensi sebagai OPT adalah Thripidae. Untuk mengenal dan mempelajari salah satu jenis OPT golongan hewan kategori serangga ordo Thysanoptera yang sangat penting di Indonesia, silahkan baca artikel jurnal ilmiah Populasi Thrips parvispinus Karny (Thysanoptera: Thripidae) pada bunga tanaman cabai besar di Bali.
  8. Hymenoptera: aneka tawon (wasp), lebah (bee), dan semut (ant). Tubuh berukuran sangat kecil sampai besar. Sayap berjumlah dua pasang yang berupa selapot yang bervena sedikit (yang berukuran kecil hampir tanpa vena), sayap depan lebih besar daripada sayap belakang. Tipe alat mulut adalah penggigit-penghisap. Srangga betina mempunyai ovipositor yang berkembang baik. Famili yang yang mempunyai anggota sebagai hama berada dalam sub-ordo Symphyta yang terdiri atas banyak famili dan Formicidae (semut). Untuk mengenal dan mempelajari salah satu jenis OPT golongan hewan kategori serangga ordo Hymenoptera yang sangat penting di Indonesia, silahkan baca artikel jurnal ilmiah Identifikasi Serangga Hama Pada Tanaman Padi di Desa Bawolowalani.
Setelah membaca materi kuliah 2.1b dan membandingkan dengan materi kuliah 2.1a, mudah-mudahan Anda memahami, mengapa serangga merupakan golongan hewan yang paling berpotensi sebagai hama. Ukuran serangga memang kecil, tetapi populasinya yang dapat meningkat dengan cepat memungkinkannya memperoleh status menjadi hama. 

2.2.1.2. Membaca Pustaka
Materi kuliah yang Anda baca ini hanyalah semacam panduan mengenai bagaimana seharusnya Anda mempelajari materi kuliah ini. Untuk mempelajari materi kuliah ini lebih lanjut, Anda perlu membaca pustaka sebagai berikut:
Buku Teks:
Artikel Jurnal:
  • Misof, B. (2014) Phylogenomics resolves the timing and pattern of insect evolution
Websites:

Silahkan mengklik halaman Pustaka Kuliah untuk mengakses dan mengunduh buku teks, mengakses perpustakaan daring dan mengunduh buku teks gratis, mengakses websites, dan mengakses artikel jurnal ilmiah.

2.2.2. TUGAS/PROJEK KULIAH

2.2.2.1. Mendiskusikan dengan Cara Membagikan Blog dan Materi Kuliah
Setelah membaca materi kuliah, silahkan bagikan materi kuliah melalui media sosial yang dimiliki disertai dengan mencantumkan status tertentu, misalnya "Saya sekarang baru tahu ternyata statistika terapan itu menyenangkan  ... dst." Untuk membagikan lauar klik tombol Beranda dan kemudian klik tombol pembagian memalui media sosial dengan mengklik tombol media sosial yang tertera di sebelah kanan judul materi kuliah. Jika media sosial yang dimiliki tidak tersedia dalam ikon yang ditampilkan, klik ikon paling kanan untuk membuka ikon media sosial lainnya. Materi kuliah dibagikan paling lambat pada Rabu, 2 Oktober 2023 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

2.2.2.2. Mendiskusikan dengan Cara Menyampaikan dan Menanggapi Komentar
Setelah membaca materi kuliah, silahkan buat minimal satu pertanyaan dan atau komentar mengenai materi kuliah. Buat pertanyaan secara langsung tanpa perlu didahului dengan selamat pagi, selamat siang, dsb., sebab belum tentu akan dibaca pada jam sesuai dengan ucapan selamat yang diberikan. Ketik pertanyaan atau komentar secara singkat tetapi jelas, misalnya "Mohon menjelaskan apa manfaat mempelajari statistika terapan". Pertanyaan dan/atau komentar diharapkan ditanggapi oleh mahasiswa lainnya dan setiap mahasiswa wajib menanggapi minimal satu pertanyaan dan/atau komentar yang disampaikan oleh mahasiswa lainnya. Pertanyaan dan/atau komentar maupun tanggapannya disampaikan paling lambat pada Rabu, 2 Oktober 2023 pukul 24.00 WITA dengan cara menjawab pertanyaan pada laporan melaksanakan kuliah.

2.2.2.3. Mengerjakan Tugas/Projek Kuliah
Silahkan lanjutkan mengerjakan tugas projek kuliah dengan melakukan pengamatan terhadap hama golongan tungau dan golongan serangga. Untuk mengamati tungau dan serangga berukuran kecil, pasang aplikasi Magnifying Glass pada ponsel dari Google Play Store. Selanjutmnya lakukan pengamatan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Meminta izin kepada petani untuk melakukan pengamatan hama.
  2. Setelah memperoleh izin, melakukan pengamatan pada minimum 5 titik yang berbeda jika yang diamati adalah tanaman semusimn atau 3 individu tanaman yang berbeda jika yang diamati adalah tanaman tahunan, dengan ketentuan titik atau individu tanaman yang diamati ditentukan secara acak.
  3. Melakukan pengamatan pada bagian batang dan daun, bunga atau buah (jika tanaman sedang berbunga atau berbuah), dan akar (jika tanaman menunjukkan gejala layu. Untuk tanaman semusim lakukan pengamatan pada seluruh tanaman sampel dan untuk tanaman tahunan lakukan pengamatan pada bagian batang/cabang, daun, dan bunga/buah yang diambil secara secak sebagai sampel sampai diperoleh hama.
  4. Melakukan pengamatan terhadap gejala kerusakan yang ditimbulkan oleh setiap jenis hama dan bagian tanaman yang dirusak oleh hama untuk menentukan satu jenis hama yang paling merusak, lakukan pengambilan foto gejala kerusakan.
  5. Menanyakan nama umum hama kepada petani dan sejauh mana jenis hama tersebut merugikan.
  6. Mengambil foto individu hama dari berbagai arah sevara lengkap dan menggunakan foto untuk melakukan penelusuran di Internet dengan menggunakan foto dengan mengikuti panduan.
Catat hasil wawancara dan pengamatan untuk disampaikan sebagai bagian dari Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Tugas selambat-lambatnya pada Rabu, 2 Oktober 2023 pukul 24.00 WITA. Projek kuliah ini merupakan bagian 2 dari Projek Kuliah I yang akan dilanjutkan pengerjaannya pada setiap kuliah minggu berikutnya.

2.2.3. ADMINISTRASI KULIAH

Untuk membuktikan telah melaksanakan kuliahi, Anda wajib mengakses, menandatangani presensi, dan mengumpulkan tugas di situs SIADIKNONA. Sebagai cadangan, silahkan juga mengerjakan quiz, menandatangani daftar hadir, dan memasukkan laporan melaksanakan kuliah dan mengerjakan tugas dengan mengklik tautan di bawah ini.
  1. Menandatangani Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah selambat-lambatnya pada Jumat, 27 September 2024 pukul 24.00 WITA dan setelah menandatangani, silahkan periksa daftar hadir yang telah ditandatangani;
  2. Menyampaikan Laporan Melaksanakan Kuliah dan Mengerjakan Projek selambat-lambatnya pada Rabu, 2 Oktober 2023 pukul 24.00 WITA dan setelah menyampaikan, silahkan periksa untuk memastikan bahwa laporan sudah masuk.
Mahasiswa yang tidak mengisi dan memasukkan Daftar Hadir Melaksanakan Kuliah dan Laporan Melaksanakan Kuliah akan ditetapkan sebagai tidak melaksanakan kuliah.

**********
Hak cipta blog dan isi blog pada: I Wayan Mudita
Dipublikasikan pertama kali: 8 September 2023.

Creative Commons License
Hak cipta selurun tulisan pada blog ini dilindungi berdasarkan Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 3.0 Unported License. Silahkan mengutip tulisan dengan merujuk sesuai dengan ketentuan perujukan akademik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar